Pages

Sabtu, 12 Mei 2012

Wikipedia:Bak pasir

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
Baris 1: Baris 1: −

Sejarah Tapis Sejak Masa Pra-Sejarah

+

Bahaya kebakaran dari Listrik.

    − +

Selama ini apabila terjadi kebarakan pada suatu bangunan maka Instalasi Listrik yang akan disalahkan dengan mudahnya, tapi apaka kita semua sudah mengetahui cara standard atau pemakaian listrik yang benar?

    −

oleh Dido Zulkarnaein / M. Ridho Pratama Putra pada 26 Februari 2011 pukul 9:15

+

Ada beberapa tips mudah untuk menghindari bahaya kebakaran yang diakibatkan oleh listrik, diantaranya adalah :

  +

1. Melakukan pemeriksaan kelayakan kabel yang terpasang didalam rumah / bangunan.

  +

2. Jangan menggunakan stop kontak yang di tumpuk arena akan mengakibatkan panas.

  +

3. Hindari pemakaian beban listrik melebihi batas penyambungan daya PLN.

    − +

Demikian sepintas informasi yang dapat saya sampaikan.

−   −

Sejarah mencatat bahwa masyarakat Lampung telah mengenal tenun Pelepai dan Nampan sejak abad ke-2 SM. (menurut Van der Hoop = sejarawan asal belanda).

  −   −   −   −

Sejarah juga mencatat bahwa Tapis Lampung telah disebutkan dalam prasasti Raja Balitung (Abad ke-9 M.) sebagai barang yang dihadiahkan. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa Tapis sejak jaman dahulu merupakan barang mahal, karena pada dasarnya barang yang dihadiahkan adalah barang yg memiliki nilai-nilai tertentu. Bersamaan pada abad tersebut kain Songket telah berkembang di lingkungan Kerajaan Sriwijaya, dimana kain songket telah ada sejak jaman Kerajaan Malayu (Abad ke-5 M).

  −   −   −   −

Penggunaan benang emas dalam budaya tenun Indonesia merupakan hasil kontak dagang dengan bangsa China sebagai penemu benang emas sejak Masa Sebelum Masehi.

  −   −   −   −

Sejarah mencatat pula, bahwa Bangsa Lampung telah melakukan kontak dagang dengan Bangsa China sejak Abad ke-5 M, ketika Kerajaan P'o-Huang (dapat dieja "Bawang" yang berarti Rawa dalam bahasa Lampung) mengirimkan utusannya ke Negeri China pada Tahun 449 M. dengan membawa Upeti dan 41 jenis barang dari P'o-Huang yang diperdagangkan ke China (kitab Liu Sung Shu, 420-479 M.). Bahkan berdasarkan temuan keramik China masa Dinasti Han (203-220 M), mengindikasikan bahwa perdagangan antara Bangsa Lampung Kuno dengan China telah berlangsung sejak awal Abad Ke-3 M.

  −   −   −   −

Penggunaan benang emas dan kapas dalam tradisi tenun Lampung merupakan kelanjutan dari teradisi menenun sejak jaman Perunggu atau Perundagian (antara 3000 - 1500 SM). Ini dapat dilihat dari ragam motif pada kain-kain tapis kuno, kain inuh dan kain bidak yang bergaya Neolitikum, seperti: pucuk rebung, meander, manusia, pohon hayat, sulur, binatang dll. Yang juga terdapat pada nekara dan bejana perunggu, serta pecahan-pecahan gerabah Neolitikum.

  −   −   −   −

Sebelum mengenal kapas dari bangsa China dan India, masyarakat Lampung seperti juga masyarakat purba lainnya di dunia telah memanfaatkan kulit kayu (kulit kayu tangkil), serat pisang, serat pandan, dll. untuk dipintal menjadi benang sebagai bahan dasar kain tenun.

  −   −   −   −

Untuk masyarakat Lampung, penggunaan benang emas, benang perak dan kaca merupakan kelanjutan dari tradisi prasejarah, dimana pada masa itu masyarakat Lampung purba menghiasi kain tenun mereka dengan menempelkan atau menyulam benda-benda yang dianggap berharga atau memilki kekuatan magis seperti manik-manik, kulit kerang, kepingan logam (perunggu), maupun sulaman benang / serat-serat berwarna terang, hal ini mungkin berkaitan dengan status social masyarakat pada masa itu, dimana semakin semarak ragam hias pakaian atau kain tenun tersebut, maka semakin tinggi pula status sosialnya. Sisa-sisa tradisis ini masih dapat kita temui dalam kain tapis kuno, kain inuh, kain bidak, maupun pada tradisi manik-manik Lampung seperti pada lakkai (wadah seserahan, terbuat dari anyaman bambu atau rotan) dan peleppai manik-manik maupun pada benda-benda peniggalan budaya lainnya.

  −   −   −   −

Setelah kontak dagang dengan Bangsa China dan India terjadi, maka mulailah mereka mengenal penggunaan kapas dan menghiasinya dengan barang-barang impor seperti benang emas, benang perak, benang sutera alam, dan kaca. Dan banyak mengalami perkembangan motif seiring dengan perubahan jaman sampai masuknya pengaruh Islam yang sangat besar, dan semakin menambah kekayaan ragam hias dan jenis dari kain tapis Lampung itu sendiri.

  −   −   −   −

Namun kini, dari dua ratusan motif dan jenis kain tapis yang dahulu pernah ada, saat ini tidak lebih dari tiga puluh motif dan jenis saja yang masih dikenal dan diproduksi, bahkan diantaranya kini terancam hilang dan nyaris punah. Hal ini dikarenakan rumitnya pengerjaan dan lamanya waktu proses pembuatan yang dibutuhkan untuk memproduksi satu jenis kain. Mengingat jenis kain ini tidak bisa diproduksi dengan mesin.

  −   −   −   −

Selain dari kurangnya kepedulian masyarakat pada keberadaan tapis-tapis kuno, juga akibat dari perburuan besar-besaran terhadap kain-kain langka tersebut oleh orang-orang asing.

  −   −

Catatan: 1. Umumnya kerajaan-kerajaan yang dicatat oleh bangsa China dalam kitab sejarahnya adalah kerajaan-kerajaan besar.

  −   −

2. Kain peleppai disebut juga kain kapal karena motif utamanya berupa kapal arwah, yang berisikan arwah leluhur (kepercayaan jaman batu), namun baru pada jaman Islam kapal itu dianggap kapal atau bahtera Nabi Nuh, karena dalam Islam tidak mengenal istilah kapal arwah.

  −   −   −   −

Sumber:

  −   −

* ­ Balai Arkeologi Nasional.

  −

* ­ Museum Negeri Lampung "Ruwa Jurai".

  −

* ­ Sanggar Tapis Ninda.

  −

* ­ Sejarah Sumatera (William Marsden).

  −

* ­ Kemaharajaan Sriwijaya (O.W. Wolters).

  −

* ­ http://www.rumahpesonakain.org/kain-nusantara/

  −

* ­ http://oyossaroso.blogspot.com/2007/07/kain-tapis-warisan-nenek-moyang-yang.html

 

Bahaya kebakaran dari Listrik.

Selama ini apabila terjadi kebarakan pada suatu bangunan maka Instalasi Listrik yang akan disalahkan dengan mudahnya, tapi apaka kita semua sudah mengetahui cara standard atau pemakaian listrik yang benar?

Ada beberapa tips mudah untuk menghindari bahaya kebakaran yang diakibatkan oleh listrik, diantaranya adalah : 1. Melakukan pemeriksaan kelayakan kabel yang terpasang didalam rumah / bangunan. 2. Jangan menggunakan stop kontak yang di tumpuk arena akan mengakibatkan panas. 3. Hindari pemakaian beban listrik melebihi batas penyambungan daya PLN.

Demikian sepintas informasi yang dapat saya sampaikan.

Andro Juniarto 13 May, 2012


-
Source: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wikipedia:Bak_pasir&diff=5498321&oldid=5497874
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com