Pages

Minggu, 06 Mei 2012

Kota Kediri

Baris 67: Baris 67:
 

Kota ini berkembang seiring meningkatnya kualitas dalam berbagai aspek. Mulai pendidikan, pariwisata, perdagangan, birokrasi pemerintah, hingga olahraga.

 

Kota ini berkembang seiring meningkatnya kualitas dalam berbagai aspek. Mulai pendidikan, pariwisata, perdagangan, birokrasi pemerintah, hingga olahraga.

   

Di bidang pariwisata, kota ini mempunyai beragam tempat wisata seperti Kolam Renang Pagora, Tirtayasa, Dermaga Jayabaya, Goa Selomangleng dan Taman Sekartaji. Selain itu kota Kediri juga menawarkan hiburan jalanan seperti yang bisa di jumpai di Jl. Dhoho yang merupakan pusat kota,dan merupakan pusat perbelanjaan pakaian,dimana terdapat banyak pedagang nasi tumpang dan pecel lesehan yang hampir tiap malam dipenuhi oleh masyarakat kediri dari kawula muda sampai tua,yang mencari hiburan di malam hari dengan nuansa kebersamaan. Atau di Taman Sekartaji yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman, merupakan tempat yang nyaman untuk menikmati Kota Kediri di malam hari. Di dekat Taman Sekartaji terdapat bunderan dengan air mancur di tengahnya, di sekitar bunderan ini, di pinggir jalan raya, banyak terdapat penjual jagung bakar yang ramai dikunjungi para kawula muda di akhir pekan. Hal-hal tersebut ditunjang dengan fasilitas-fasilitas penginapan (ada sebuah hotel kelas bintang 3, Grand Surya), Sri Ratu/Kediri Mall,Golden Swalayan, dan Dhoho Plasa,Dhoho square,Kediri Town Square (matahari & hypermart),Sudirman Square (ramayana), transportasi dan biro wisata.

+

Di bidang pariwisata, kota ini mempunyai beragam tempat wisata seperti Kolam Renang Pagora, Tirtayasa, Dermaga Jayabaya, Goa Selomangleng dan Taman Sekartaji. Selain itu kota Kediri juga menawarkan hiburan jalanan seperti yang bisa di jumpai di Jl. Dhoho yang merupakan pusat kota,dan merupakan pusat perbelanjaan pakaian,dimana terdapat banyak pedagang nasi tumpang dan pecel lesehan yang hampir tiap malam dipenuhi oleh masyarakat kediri dari kawula muda sampai tua,yang mencari hiburan di malam hari dengan nuansa kebersamaan. Atau di Taman Sekartaji yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman, merupakan tempat yang nyaman untuk menikmati Kota Kediri di malam hari. Di dekat Taman Sekartaji terdapat bunderan dengan air mancur di tengahnya, di sekitar bunderan ini, di pinggir jalan raya, banyak terdapat penjual jagung bakar yang ramai dikunjungi para kawula muda di akhir pekan. Hal-hal tersebut ditunjang dengan fasilitas-fasilitas penginapan (ada sebuah hotel kelas bintang 3, Grand Surya), Sri Ratu/Kediri Mall,Golden Swalayan,Dhoho Plasa,Dhoho square,Kediri Town Square (matahari & hypermart),Sudirman Square (ramayana),Pasar Bandar,Pasar Setono Betek,Pasar Pahing,Pasar Grosir Ngronggo,dll serta adanya transportasi dan biro wisata.

   
 

Di bidang pendidikan, kota ini memiliki puluhan [[Sekolah Dasar]], [[Sekolah Menengah Pertama]] dan [[Sekolah Menengah Atas]] yang salah satunya sudah menyandang Sekolah Berstandar Internasional (SBI), beberapa [[Perguruan Tinggi]] lokal, Madrasah, hingga [[Pondok Pesantren]], seperti Lirboyo, [[LDII]] ( [[Pondok Pesantren Walibarokah Burengan Banjaran Kediri]] ), dan Queen Al-Falah.

 

Di bidang pendidikan, kota ini memiliki puluhan [[Sekolah Dasar]], [[Sekolah Menengah Pertama]] dan [[Sekolah Menengah Atas]] yang salah satunya sudah menyandang Sekolah Berstandar Internasional (SBI), beberapa [[Perguruan Tinggi]] lokal, Madrasah, hingga [[Pondok Pesantren]], seperti Lirboyo, [[LDII]] ( [[Pondok Pesantren Walibarokah Burengan Banjaran Kediri]] ), dan Queen Al-Falah.


Revisi terkini pada 6 Mei 2012 17.47

Kota Kediri
Lambang Kota Kediri.jpg
Lambang Kota Kediri
Motto: Djojo ing Bojo ("Mengalahkan Marabahaya")
Locator kota kediri.png
Peta lokasi Kota Kediri
Koordinat: 111,05°-112,03° BT dan 7,45°-7,55° LS
Provinsi Jawa Timur
Dasar hukum -
Tanggal -
Pemerintahan
 - Walikota dr. H. Samsul Ashar, Sp.PD
 - DAU Rp. 399.397.630.000,-(2011)[1]
Luas 63,40 km2
Populasi
 - Total 252.000 jiwa (2003)
 - Kepadatan 3.974,76 jiwa/km2
Demografi
 - Kode area telepon 0354
Pembagian administratif
 - Kecamatan 3
 - Kelurahan 46
 - Situs web www.kotakediri.go.id
Monumen Simpang Lima Gumul

Kota Kediri adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota Kediri dengan luas wilayah 63,40 Km2 terbelah Sungai Brantas yang membujur dari selatan ke utara sepanjang 7 kilometer.

Kota Kediri merupakan satu-satunya kota di Jawa Timur yang mempunyai 2 gunung yaitu : Gunung Klotok dan Gunung Maskumambang.

Di kota ini jugalah, pabrik rokok kretek PT. Gudang Garam berdiri dan berkembang.

Daftar isi

Awal mula Kediri sebagai pemukiman perkotaan dimulai ketika Airlangga memindahkan pusat pemerintahan kerajaannya ke Dahanapura menurut Serat Calon Arang. Dahanapura ("Kota Api") selanjutnya lebih dikenal sebagai Daha. Sepeninggal Airlangga, wilayah Medang dibagi menjadi dua: Panjalu dan Janggala. Daha menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu dan Kahuripan menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Jenggala. Panjalu oleh penulis-penulis periode belakangan juga disebut sebagai Kerajaan Kadiri.

Semenjak Kerajaan Tumapel (Singasari) berdiri, Daha atau Kediri menjadi kedudukan raja vazal, yang terus berlanjut hingga Majapahit, Demak, dan Mataram.

Kediri jatuh ke tangan VOC sebagai konsekuensi Geger Pecinan. Jawa Timur pada saat itu dikuasai Cakraningrat IV, adipati Madura yang memihak VOC dan menginginkan bebasnya Madura dari Kasunanan Kartasura. Karena Cakraningrat IV keinginannya ditolak oleh VOC, ia memberontak. Pemberontakannya ini dikalahkan VOC, dibantu Pakubuwana II, sunan Kartasura. Sebagai pembayaran, Kediri menjadi bagian yang dikuasai VOC. Kekuasaan Belanda atas Kediri terus berlangsung sampai Perang Kemerdekaan Indonesia.

Kediri pada masa Revolusi Kemerdekaan 1945-1949 menjadi salah satu titik rute gerilya Panglima Besar Jendral Sudirman.

Kediri pun mencatat sejarah yang kelam juga ketika era Pemberontakan G30S PKI karena banyak penduduk Kediri yang ikut menjadi korbannya.

Kota ini berjarak ±128 km dari Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur terletak antara 07°45'-07°55'LS dan 111°05'-112°3' BT.[2] Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 m diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%

Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kec. Kota dan Kec. Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kec. Mojoroto yang mana di bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300 m).

Secara administratif, Kota Kediri dibagi 3 kecamatan yaitu

Dan berada di tengah wilayah Kabupaten Kediri dengan batas wilayah sebagai berikut :

Di sini terdapat industri rokok domestik. Perusahaan rokok Gudang Garam yang merupakan perusahaan rokok terbesar di Indonesia, sekitar 16.000 warga kediri menggantungkan hidupnya kepada perusahaan ini,selain itu Gudang Garam menyumbangkan pajak dan cukai yang relatif besar terhadap pemkot Kediri. Kota Kediri juga mengembangkan industri skala rumah tangga.

[sunting] Perekonomian

Kota ini berkembang seiring meningkatnya kualitas dalam berbagai aspek. Mulai pendidikan, pariwisata, perdagangan, birokrasi pemerintah, hingga olahraga.

Di bidang pariwisata, kota ini mempunyai beragam tempat wisata seperti Kolam Renang Pagora, Tirtayasa, Dermaga Jayabaya, Goa Selomangleng dan Taman Sekartaji. Selain itu kota Kediri juga menawarkan hiburan jalanan seperti yang bisa di jumpai di Jl. Dhoho yang merupakan pusat kota,dan merupakan pusat perbelanjaan pakaian,dimana terdapat banyak pedagang nasi tumpang dan pecel lesehan yang hampir tiap malam dipenuhi oleh masyarakat kediri dari kawula muda sampai tua,yang mencari hiburan di malam hari dengan nuansa kebersamaan. Atau di Taman Sekartaji yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman, merupakan tempat yang nyaman untuk menikmati Kota Kediri di malam hari. Di dekat Taman Sekartaji terdapat bunderan dengan air mancur di tengahnya, di sekitar bunderan ini, di pinggir jalan raya, banyak terdapat penjual jagung bakar yang ramai dikunjungi para kawula muda di akhir pekan. Hal-hal tersebut ditunjang dengan fasilitas-fasilitas penginapan (ada sebuah hotel kelas bintang 3, Grand Surya), Sri Ratu/Kediri Mall,Golden Swalayan,Dhoho Plasa,Dhoho square,Kediri Town Square (matahari & hypermart),Sudirman Square (ramayana),Pasar Bandar,Pasar Setono Betek,Pasar Pahing,Pasar Grosir Ngronggo,dll serta adanya transportasi dan biro wisata.

Di bidang pendidikan, kota ini memiliki puluhan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas yang salah satunya sudah menyandang Sekolah Berstandar Internasional (SBI), beberapa Perguruan Tinggi lokal, Madrasah, hingga Pondok Pesantren, seperti Lirboyo, LDII ( Pondok Pesantren Walibarokah Burengan Banjaran Kediri ), dan Queen Al-Falah.

Di bawah kepemimpinan Walikota H.A. Maschut, Kota Kediri mengalami berbagai perubahan, misalnya pembangunan mal terbesar, hotel bintang 3 pertama dan kawasan wisata Selomangkleng bertaraf nasional. Maschut juga merencanakan pembangunan jembatan baru, meresmikan pasar grosir pertama di Kota Kediri, merencanakan jalur lingkar luar Kota Kediri ( Simpang Lima Gumul),dan pembangunan ruko.

Perekonomian di Kota ini juga banyak dipengaruhi oleh aktivitas pondok pesantren besar di pusat kota seperti LDII ( Pondok Pesantren Walibarokah Burengan Banjaran Kediri ) di mana setiap awal bulan selalu mengadakan acara pengajian akbar yang mengundang ribuan anggotanya.

Kota Kediri sempat menerima penghargaan sebagai kota yang paling kondusif untuk berinvestasi dari sebuah ajang yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat dan kualitas otonomi.[rujukan?] Kediri menjadi rujukan para investor yang ingin menanamkan modalnya di kota yang sedang berkembang. Pertumbuhan ekonomi di kota Kediri begitu pesat, hal ini juga didorong oleh sifat konsumtif masyarakat Kediri. Banyaknya perguruan tinggi swasta dan pondok pesantren menarik banyak pendatang yang secara tidak langsung ikut menggairahkan perekonomian kota ini.

Selain di bidang Agama Islam, Agama Katolik cukup pesat berkembang di kota ini, ditandai dengan adanya Gua Maria Puh Sarang.

Di sini tersedia makanan dan oleh-oleh khas, seperti stik tahu, tahu takwa (tahu kuning), gethuk pisang, krupuk pasir dan nasi tumpang, pecel, tumpang, bekicot. Selain itu Kota Kediri mencatat prestasi nasional dengan sukses menyelenggarakan Muktamar NU tahun 1999 dan memboyong piala Liga Indonesia IX & XII(Sepak bola)tahun 2003 & 2006 melalui klub Persik serta mendapat predikat Kota Investasi 2003 versi Jawa Pos dan predikat Kota Sehat Nasional 2005 oleh Menteri Kesehatan. Pesantren LDII ( Pondok Pesantren Walibarokah Burengan Banjaran Kediri ) yang berada di pusat kota memiliki ciri khas yang unik yaitu memiliki menara setinggi 99 meter dengan cungkup yang terbuat dari emas murni berbobot 60kg yang juga sebagai kebanggan warga kediri[3]. Satu hal khas yang ada di Kediri adalah, adanya SMK Pelayaran Hang Tuah Kediri, dan stasiun televisi yaitu Mera Zee TV dan Zee News, meski wilayah Kediri tidak terletak di tepi pantai.

[sunting] Catatan kaki

[4]

  1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2011/bulan/02/tanggal/17/id/590/. Diakses pada 23 Mei 2011. 
  2. ^ Buku Potensi Pariwisata dan Produk Unggulan Jawa Timur, 2009
  3. ^ Website Ponpes Walibarokah
  4. ^ Pondok Pesantren Walibarokah Burengan Banjaran Kediri

Tenun Ikat Bandar Kidul

[sunting] Pranala luar

118.97.95.29 07 May, 2012


-
Source: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kota_Kediri&diff=5476672&oldid=5476663
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com